Saturday, July 28, 2012

emoticon :3

http://www.smileycodes.info Oke, kalian boleh men-cap saya NDESO, tapi baru kali ini, saya berhasil menggunakan emoticon dalam postingan blog, setelah nyaris 4 tahun mempunyai 2 blog. ahahahah!

duh, seneng banget ini. lebay sih. tapi gimana ya, udah sejak bertahun lalu nyoba dan ga pernah berhasil.

malem ini, dengan bantuan kakak, akhirnya BISA!

udah, gitu aja. http://www.smileycodes.info

Friday, June 15, 2012

Kebutuhan Dasar Manusia

Kalo kata Maslow, manusia itu secara umum memiliki lima kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi secara berhirarki. Kebutuhan fisik - kebutuhan rasa aman - kebutuhan dicintai - kebutuhan harga diri - kebutuhan aktualisasi diri.

Nah, yang pengen aku curhatin kali ini adalah hirarki ketiga.
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan mencintai, sekaligus dicintai. Selain itu juga kebutuhan berafiliasi. Kebutuhan berkomunikasi.

Memang ada kalanya aku butuh sendiri. Butuh segala sesuatunya berjalan sunyi dan memang tidak ada seorang pun yang akan berkomentar atau melarangku untuk ini dan itu. Tapi, sering kali aku butuh diingatkan. Sebenarnya bukan sesuatu yang sulit untukku bersosialisasi. Hanya saja, aku terbiasa melakukannya tanpa tendensi. Memang mutlak ingin melayani mereka yang membutuhkan sekedar telinga yang lebar untuk mendengar dengan khidmat, atau perhatian penuh ketika merasa sendirian dan kesepian.

Dan, ketika aku yang membutuhkan semua itu. Aku terlalu tidak berani untuk memulai.

Malu? Bukan.
Gengsi? Mungkin.
Lebih tepatnya, aku takut. Sangat takut kecewa.

Bagaimana tidak? Berulang kali. Sejak SD, SMP, SMA, sampai kuliah ini pun, mulai dari ibu, ayah, kakak, sahabat-sahabat, bahkan sampai orang yang ga kukenal dekat pun pernah kucoba untuk 'meminta perhatian dan didengarkan sejenak'. Kenyataannya, nihil.

Tidak pernah ada yang memberi sebagaimana aku berusaha total memberi. Tidak pernah ada seseorang yang mampu melegakanku berkali-kali bahwa aku cukup didengar dengan sepenuh hati. Setidaknya, seperti itulah penangkapanku. Kata Dewi Lestari juga, di bukunya Partikel, kita akan tahu apakah kita didengarkan dengan sungguh-sungguh atau tidak dari seberapa kelegaan kita ketika selesai bercerita. Dan, ya, aku mampu membedakan perlakuan kesungguhan mereka dari kelegaan yang aku rasakan.

Benar-benar, kadang aku hanya merasa sangat-sangat kesepian. Pada awalnya, aku bukan seseorang yang 'dibentuk' untuk menjadi seseorang yang individualistis dan berani ke mana-mana sendirian. Aku seorang putri tunggal yang dimanja dan sangat dijaga oleh orang tua, juga kakak-adik yang semuanya laki-laki. Bahkan seringkali rasanya takjub sendiri melihat keadaanku sekarang. Di kota rantau yang memang tidak jauh dari rumah, tapi dengan keadaan yang sangat kontras.

Di sini, mau ga mau aku harus melakukan apa-apa sendirian. Melengkapi kebutuhan sendiri. Kalo ga bisa, ya rugi sendirian juga. Ga ada seorang pun yang akan cukup peduli. Ah, kehidupan sendirian itu sering melelahkan, bagiku yang tidak pernah dibiasakan.

Wednesday, May 23, 2012

Parfum

Masih heran aja sih, kenapa ada aja cowok yang ga hobi pakai parfum??
Okelah kalau emang badannya ga bau -contohnya kakakku-.
Tapi... Kalau udah males ganti baju, badannya bau ga oke, dan males pakai parfum... Ergh, rasanya pengen ngomong di mukanya "Please deh, Mas! Kamu itu cowok! Pakai parfum apa salahnya sih???"

Bukannya malahan sunnah ya pakai parfum buat cowok tuh? Kalau buat cewek mah, emang ga boleh berlebihan sampai menguar ke mana-mana dan lama banget udah lewat tapi masih kecium aja. Tapi kalau cowok??? Aduuuh, tolong dooooong >.<

Bagiku, teteup nilai plus buat cowok yang ga cakep-cakep amat tapi wangi dan bersih, daripada cowok cakep tapi ga sadar kalau dirinya berbau ga sedap.

Aaaah, pokoknya lagi sebel banget lah ini. Masa iya, barusan ketemu cowok (menurutku) cakep tapi baunya enggak banget? Duh, turun drastis lah performanya T_T

Tuesday, May 22, 2012

Rasanya...

Rasanya... menyakitkan.

Aku menyayanginya tanpa syarat. Tanpa pernah peduli sekalipun banyak orang mencemooh dan melarangku terlalu dekat dengannya. Tanpa pernah mempertanyakan seluruh 'keadaan' yang memang selalu tampak ganjil dengannya. Tanpa pernah benar-benar memikirkan betapa kami terlihat sangat kontras jika jalan berdua. Tanpa pernah lelah tertawa meski terkadang ada beberapa hal yang aku tak mengerti. Tanpa pernah sekalipun protes dengan kelakuan atau peraturannya.

Senantiasa aku doakan yang terbaik untuknya. Selalu kudengarkan apa pun cerita hidupnya.

Ah, ternyata persahabatan ini tak sesempurna itu juga.

Jujur, kali ini aku benar-benar merasa sakit hati. Meski bukan cuma sekali.

Biarlah. Memang tidak semua orang mengerti dan mampu melihat apa yang ada di dalam hati. Mereka hanya mampu menilai apa yang tampak.

Haha. Mereka hanya tidak tahu bagaimana perjuanganku mengusahakan apa yang kuinginkan. Mungkin, di sisi lain aku lebih beruntung dalam hal finansial. Tapi tidak juga berlebihan seperti yang semua orang kira. Aku berusaha menabung sedikit demi sedikit dan mengorbankan kebutuhan pokokku sesekali. Mereka hanya tidak tahu. Apa yang mereka lihat adalah seluruh yang melekat padaku, dengan prasangka semua pemberian total dari orang tua. Mereka hanya tidak tahu, bagaimana perjuangan yang harus dibayar untuk keinginan-keinginan mahal itu.

HP. iPod. Keyboard.
sama. sepertinya yang menabung sedikit demi sedikit.
berusaha meminimalisir jajan atau uang makan.
masalahnya, ia tidak tahu. aku tidak pernah bercerita.
aku memang (terlalu) berbeda dengannya yang banyak bicara.

ah, sudahlah.
hapus rasa sakit hati ini. maafkanlah...

Tuesday, May 8, 2012

Prestasi VS Presensi

Saya masih tidak percaya, seorang prestatif haruslah seorang yang presensi kuliahnya harus 100%. Sebagaimana saya (sebenarnya) tidak percaya pula, bahwa seorang pengusaha hebat harus tidak pandai dalam urusan akademik. Bukankah dunia ini memang rancu? Dan orang-orang yang menginginkan keseragaman menciptakan aturan agar tercipta keteraturan. Pembunuhan karakter!

Bagaimana mungkin generalisasi membutakan kita pada fakta adanya individual differences?

Terserah sih, jika ada yang mengatakan tulisan ini hanya sebagai alasan pembenaran saya atas kemalasan saya. Tapi, bukankah mereka tidak tahu faktanya? Untunglah, lingkungan saya bukan tipikal yang mewajibkan saya harus taat aturan yang tidak jelas apa dasarnya itu. Yah, kemungkinan besar, kepribadian saya ini juga terpengaruh karena lingkungan yang unik itu sih.

Apakah kalian pernah merasakan `bolos dengan izin`?
Hahaha. Ya, jaman saya sekolah dulu sering melakukan itu. Hanya karena saya sedang tidak mood sekolah, saya minta ijin orang tua untuk tidak sekolah, dan boleh! Jadi ya sebagai bentuk tanggung jawab saya, saya belajar sendiri di rumah dengan leluasa dan lebih niat. Hasilnya, saya lebih optimal dalam menyerap materi pelajaran. Pada dasarnya, saya memang bukan tipikal pelajar yang mampu belajar dalam suasana kolektif, saya lebih condong mengerti dengan belajar mandiri. Nilai-nilai raport saya juga memuaskan, selalu berada pada jajaran atas meski bukan teratas. Dan entah kenapa dan kebijakan darimana, absensi saya yang banyak itu dipangkas habis hanya menyisakan sekitar 3 saja. Padahal jika diakumulasikan, mungkin ada lebih dari 1 minggu saya absen (bukan berturut-turut) :D

Kehidupan kuliah ini mengubah segalanya. Teman-teman saya yang dulunya setipe dengan saya berubah drastis. Aturan-aturan juga lebih ketat dan memaksa. Lagipula, sekarang apa pun diurus sendiri, sebab akibat dirasakan sendiri. Ah!

Entah kecondongan dari mana, tapi masa perkuliahan ini saya lebih dekat dengan kakak-kakak tingkat prestatif yang super rajin dan super maniak belajar. Mereka orang-orang hebat yang sudah beberapa kali presentasi dalam forum seminar internasional, dan menulis sekian artikel riset ilmiah. Hoaaaa~

Jujur saja saya agak-agak tertekan dengan dunia baru yang saya alami sekarang ini. Belum bisa sepenuhnya memformulasikan metode belajar sendiri yang tidak terpengaruh mereka, namun tetap dapat berkualitas. Baiklah, jalani saja proses ini terlebih dahulu. Lakukan dengan cara sendiri sesukanya -_-

Sunday, April 29, 2012

Keluarga Bagiku...

Barusan, beberapa menit yang lalu ortu pulang dari kost. Padahal baru sampai sekitar asar, dan aku sampai kost mungkin baru jam 4an sore karena ada dua acara di Kaliurang sejak pagi. Ya, mendadak dateng dan mendadak pergi, bikin galau! Tanpa kabar tiba-tiba udah sampai gitu aja, kebetulan HP ku mati sejak siang, tapi untung aku ada firasat mereka mau dateng, jadi buru-buru pulang abis shalat asar walaupun temen-temen masih banyak yang nongkrong di Al Qohar. Lagipula, aku juga bukan panitia sih, cuma dateng karena disuruh mas Dimas dateng.

Entah ya, dulu aku emang hobi banget pulang, tiap minggu pasti pulang, tapi sekarang males aja. Hawa kost dan rumah itu sangat jauh beda. Kalau udah di rumah bawaannya males ngapa-ngapa, dan pasti mau ga mau masih kebawa juga ketika balik ke kost, adaptasi itu yang paling menyebalkan! Akhirnya, aku memutuskan mencoba jarang pulang, sebisa mungkin cari kegiatan. Tapi yaa, malahan keluarga yang ga jenak. Maklum sih, putri satu-satunya yang sangat biasa dimanja dan selalu ada di rumah tiba-tiba hilang kan pasti rumah ada yang kurang meskipun ga ada yang mau mengakui :p

Tapi, kadang ngerasa hampa juga sih kalau udah sebulan ga pulang ke rumah gitu. Rasanya ada aja yang ga beres dan berasa homesick. Pokoknya butuh pulang! Dan ketika kebutuhan itu udah sangat mendesak, biasanya aku ga mau peduli ada acara sepenting apa pun aku tinggal demi pulang ke rumah. Haha, payah banget ya -_-

Rumah, tempat pulang paling menyenangkan dan menenangkan. Yang paling bikin kangen itu biasanya malahan ngobrolan sama kakak atau bercandaan ga jelas sama adek. Huft, itu yang sering bikin kangen. Kalo sama kakak sih ya emang lumayan sering BBM-an cerita-cerita, tapi beda lah rasanya sama ngobrol langsung. Terus waktu aku lagi kangen akut sama kakak gitu, tiba-tiba aku kenal sama temen baru, namanya Mas Dimas. Yap, yang aku sebut di atas itu tadi

Mas Dimas itu...
Beuh, orangnya selaluuuu aja bikin aku keinget sama kakakku. Cowok. Komunikasi. Suka bercanda. Suka mandi cuma sekali. Baiknya juga ga ketulungan! Persis banget kakakku, cuma kurang hobi nraktir makanan mahal aja sih. *eh :p
Dia emang supel dan gampang banget deket sama cewek, tapi malahan aku yang jadi korban dan kena diceng-cengin sama dia. Parah banget! Yah, karena emang kebetulan kami daftar komunitas barengan dan satu tim, terus beberapa kali koordinasi bareng jadinya mendadak kelihatan kaya udah lama deket. Padahal juga baru kenal. Aku salut sama orangnya, karena yah ga tau juga sih, auranya enak aja. Setiap di deket dia, bawaannya berasa aman dan nyaman, kaya kalo aku lagi deket sama kakakku. Dia perhatiannya juga moody banget, kadang super perhatian, seringnya cuek ga ketulungan. Dia juga terbuka dan cerewet, jadi aku seneng aja dengerinnya. Tapi suka bikin galau karena kangen banget sama kakakku >.<

Gimana pun, tetep menurutku keluarga yang wajib dinomor satuin. Kebutuhan pulang dan sejenak berhenti dari segala rutinitas yang menjadikanku mudah penat juga ga boleh hilang. Pokoknya, family is always the best!

Saturday, April 28, 2012

Curhat :3

Barusan, nyaris marah-marah di twittter karena template ga bisa diganti sesuai yang diinginkan abis susah-susah download di google. Tapi, akhirnya malahan kesenengan ngedit template sendiri dan berakibat kembali jatuh cinta sama blog satu ini :3

oke, maksud postingan saya kali ini memang bukan itu.
tapi intinya mirip : perubahan itu niscaya, meskipun butuh proses untuk penerimaannya.

Hari ini, pantat cukup tepos karena berjam-jam naik motor, dari pagi sampe malam hari. Mulai jam 10.05 WIB menuju Jakal km 9, adzan dhuhur puter-puter Jakal km 10 dan tersesat waktu cari Panti Asuhan Al Qohaar, turun jam 13.35-an mampir kost, ke laundry dan gedor-gedor sampai masuk rumahnya karena ga ada yang jaga di depan, ke kampus Gadjah Mada tercinta buat jemput temen, makan di Paztaholic -dan terhibur karena milkshake strawberry nya yahuud abis-, mampir ke Gardena beli sembako buat dibawa ke atas, balik ke kampus, dan cus ke Umbulharjo, Sleman yang entah Jakal km berapa dan sangat terpencil ba'da asar. Selesai wawancara buat data PKM sampe maghrib, terus pulang dan mampir makan malam + shalat di Raminten pakai uang negara. Akhirnyaaaaa, sampai kost pukul 20.10 dengan selamat sentosa adil dan makmur :)

Sebenernya bukan itu juga sih intinya, tapi refleksiku selama perjalanan kali ini, tentang perubahan dalam hidupku. Sangat drastis perubahannya ternyata.

Entah ini baik atau buruk, benar atau salah, masih terlalu abu-abu buatku, yang pasti aku sangat menikmati proses adaptasiku terhadap semua perubahan ini. Gimana enggak coba, dulu selama 18 tahun hidupku di Solo, aku ngerasa bak puteri raja. *ehem, semoga blog ini ga dibaca kakak-kakak tingkatku yang suka ngejekin aku putri pingitan*

Masalahnya gini, 18 tahun aku hidup di Solo, aku nyaris ga punya kehidupan sosial kongkow-kongkow macam anak muda. Yah kalau pengen sekali duakali nyoba, perijinannya ga bisa lugas dan jelas, mau ga mau harus dibuat berbelit-belit dan ditampakkan kalau kegiatanku positif dan ada gunanya, bukan sekedar main ga jelas sama temen. Kecuali kalau ijinnya main ke rumah temen, itu sih boleh-boleh aja. Aku ga boleh naik kendaraan umum kecuali sama banyak temen, aku ga boleh main ke mall kecuali ada keperluan yang jelas, aku ga boleh pergi sendirian kecuali ke toko buku, bahkan aku harus selalu diantar jemput kalau acaraku terlalu jauh atau sampai malam. Malam di sini, ba'da maghrib juga sudah dianggep malem. Hahaha. Semacam gadis yang terkurung ya? Tapi aku bahagia sih, aku ngerasa cukup aja walau kadang terjadi konflik juga terkait hal-hal di atas. Setidaknya, aku merasa sangat dijaga dan dapet kasih sayang berlimpah.

Tapi kehidupanku berbalik nyaris seratusdelapanpuluh derajat di sini, di kota rantauku Jogjakarta.
Sejak ospek, aku udah mulai biasa yang namanya pulang malam, yah awalnya sih cuma sampai jam delapan malem. Terus karena berbagai kejadian lucu yang ga mungkin bakal aku lupain seumur hidup, aku jadi deket banget sama kakak-kakak tingkat. Bahkan ada beberapa temen-temen angkatan yang suka ngomongin di belakang kalau aku ga melebur sama angkatanku sendiri, padahal aku aja termasuk salah satu pengurus angkatan, kan ga bener banget itu desas-desus. Semacam sirik kali ya aku bisa lebih deket sama kakak angkatan yang populer dan keren-keren (?). Hahaha, just kidding.

Dari kenal sama kakak tingkat itu, tiba-tiba aku yang masih ingusan banget tentang dunia perkuliahan diajakin join kelompok PKM mereka. Ya aku sih menerima dengan senang hati, penasaran gitu sama kegiatan-kegiatan baru. Sejak itu, aku pernah pulang sampai jam 00.00! -dianterin (diikutin dari belakang, red) sih sampai kost- :D

Ya, memang kehidupanku di sini `bebas`. Tapi aku tahu, aku juga wajib bertanggung jawab penuh atas setiap tindakanku sendiri di sini. Udah ga ada lagi orang yang ngontrol aku. Sekalipun ada juga sih beberapa kakak tingkat yang suka `ngeritik` dengan tanya-tanya ga penting dan ngingetin sok orang tua ke aku. Tapi, mana aku peduli? Toh, dia bukan siapa-siapaku dan aku punya prinsip sendiri. Laaaaah! Jadi curhat panjang lebar ga jelas.

Ehem, intinya semua memang sudah berubah. Aku memiliki kehendak bebasku sepenuhnya dan wajib menyeimbangkan semua kebutuhanku akan jasmani dan rohani biar ga hampa (lagi). Segini dulu aja kali ya? Besok ada dua acara dari jam 06.00 - 16.00 di daerah Jakal atas lagi. Hmm hmm, daerah jajahanku memang daerah utara kali -_-

Okey, see you!
aku akan dengan senang hati kembali menulisimu :*

Friday, March 9, 2012

It Feels Like Home to Me

It feels like home to me, it feels like home to me
It feels like I'm all the way back where I come from
It feels like home to me, it feels like home to me
It feels like I'm all the way back where I belong

Ya, aku seperti pulang ke rumah. Di sini.
Kembali setelah perjalanan sangat panjang.

Tanpa sengaja, ketika membuka tab statistik, aku kembali membaca kebingunganku dulu, nyaris 3 tahun yang lalu, atau mungkin lebih (?)

Rasanya, sangat-sangat mengharukan. Betapa Tuhanku selalu memudahkan aku dalam kehidupan ini. Betapa kebingunganku dulu terjawab dengan begitu indahnya. Meski jika dirunut lagi, prosesnya memang tidak sebentar, tidak sekali jadi. Ada urut-urutan waktu yang begitu panjang, membutuhkan kesabaran yang terus menerus, hingga akhirnya, seluruh doa terkabulkan!

Bagaimana tidak?
Pada akhirnya, saya masuk IPS dengan penuh kebanggaan, selalu meraih peringkat atas, dan sekarang, sesuai mimpi dan harapan selama ini, saya diterima UGM jurusan Psikologi dengan jalur undangan. Subhanallah walhamdulillah.

Saya masih sering terharu jika memikirkan bagaimana kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan, masih sering malu juga betapa kemurahan-Nya jarang saya syukuri dengan sepenuh hati dan kesadaran. Namun, nyatanya, dengan segala perilaku saya sebagai hamba-Nya yang terlalu mudah lalai dan terlena, Dia selalu memberi saya limpahan nikmat yang tak berkesudahan. Sungguh, nikmat-Nya yang mana lagi yang hendak aku dustakan?

Berbicara tentang rumah, aku menyadari satu hal lagi. Sungguh, rumah itu tempat yang paling mudah untuk dirindukan. Yah, meskipun jarak Solo-Jogjakarta itu cuma satu jam naik Prameks, tapi rasanya terlalu berbeda. Mungkin pengaruh karena di Jogja harus serba mandiri, tidak bisa mengandalkan siapa-siapa lagi selain diri sendiri, padahal kalau di rumah, haha, aku anak paling manja dan merepotkan. Rumahku surgaku lah.

Dulu, sebelum pengalaman nge-kost, aku nyaris terus-terusan ngeluh karena bosan di rumah, jarang boleh pergi-pergi kecuali penting dan ijinnya jelas. Sekarang, lama-lama males juga kalau terlalu bebas. Manusia. Memang ga pernah bisa puas. Apa pun, jalani dan syukuri saja lah. Pasti nanti bisa dinikmati juga.

Oke, sekian dulu. Maaf bahasanya acakadut dan random abis.

Saturday, March 3, 2012

Welcome Back

Senang sekali, bisa log in ke akun blogspot ini lagi.

Sudah lamaaaaa~ sekali ternyata, dulu blog ini digunakan sebagai terapi menulis dan memperbaiki diri, mencurahkan segala kebingungan hati hingga cerita sehari-hari.
Last posting, 2009! Sekarang, 2012! Hahahaha...

Berarti sudah 3 tahun lebih saya pindah lapak nulis, tapi tetap saja akun pertama ini sangat berarti.

Selamat datang kembali!
Saya merasa seperti pulang ke rumah sendiri :)