Friday, June 15, 2012

Kebutuhan Dasar Manusia

Kalo kata Maslow, manusia itu secara umum memiliki lima kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi secara berhirarki. Kebutuhan fisik - kebutuhan rasa aman - kebutuhan dicintai - kebutuhan harga diri - kebutuhan aktualisasi diri.

Nah, yang pengen aku curhatin kali ini adalah hirarki ketiga.
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan mencintai, sekaligus dicintai. Selain itu juga kebutuhan berafiliasi. Kebutuhan berkomunikasi.

Memang ada kalanya aku butuh sendiri. Butuh segala sesuatunya berjalan sunyi dan memang tidak ada seorang pun yang akan berkomentar atau melarangku untuk ini dan itu. Tapi, sering kali aku butuh diingatkan. Sebenarnya bukan sesuatu yang sulit untukku bersosialisasi. Hanya saja, aku terbiasa melakukannya tanpa tendensi. Memang mutlak ingin melayani mereka yang membutuhkan sekedar telinga yang lebar untuk mendengar dengan khidmat, atau perhatian penuh ketika merasa sendirian dan kesepian.

Dan, ketika aku yang membutuhkan semua itu. Aku terlalu tidak berani untuk memulai.

Malu? Bukan.
Gengsi? Mungkin.
Lebih tepatnya, aku takut. Sangat takut kecewa.

Bagaimana tidak? Berulang kali. Sejak SD, SMP, SMA, sampai kuliah ini pun, mulai dari ibu, ayah, kakak, sahabat-sahabat, bahkan sampai orang yang ga kukenal dekat pun pernah kucoba untuk 'meminta perhatian dan didengarkan sejenak'. Kenyataannya, nihil.

Tidak pernah ada yang memberi sebagaimana aku berusaha total memberi. Tidak pernah ada seseorang yang mampu melegakanku berkali-kali bahwa aku cukup didengar dengan sepenuh hati. Setidaknya, seperti itulah penangkapanku. Kata Dewi Lestari juga, di bukunya Partikel, kita akan tahu apakah kita didengarkan dengan sungguh-sungguh atau tidak dari seberapa kelegaan kita ketika selesai bercerita. Dan, ya, aku mampu membedakan perlakuan kesungguhan mereka dari kelegaan yang aku rasakan.

Benar-benar, kadang aku hanya merasa sangat-sangat kesepian. Pada awalnya, aku bukan seseorang yang 'dibentuk' untuk menjadi seseorang yang individualistis dan berani ke mana-mana sendirian. Aku seorang putri tunggal yang dimanja dan sangat dijaga oleh orang tua, juga kakak-adik yang semuanya laki-laki. Bahkan seringkali rasanya takjub sendiri melihat keadaanku sekarang. Di kota rantau yang memang tidak jauh dari rumah, tapi dengan keadaan yang sangat kontras.

Di sini, mau ga mau aku harus melakukan apa-apa sendirian. Melengkapi kebutuhan sendiri. Kalo ga bisa, ya rugi sendirian juga. Ga ada seorang pun yang akan cukup peduli. Ah, kehidupan sendirian itu sering melelahkan, bagiku yang tidak pernah dibiasakan.