Sunday, April 27, 2014

"Kamu Ganteng!"

Hahahalooo~

Beberapa hari lalu pengen nulis ini di blog, tapi tidak memungkinkan untuk ditulis di tumblr, jadi yah melipir ke sini. Semacam kalau ditulis di diary cerita ini ga penting, tapi kalau ga ditulis sama sekali ngerasa sayang. Haha.

Jadi begini, hari Rabu tiba-tiba ada teman secara blak-blakan cerita,
"Waktu naik gunung kemarin, aku jatuh cinta sama lima orang. Pertama Tri, karena dia minjemin aku sandal gunungnya. Kedua Iqbal, karena dia minjemin aku jas hujannya. Ketiga dan keempat Fariz dan Mocha, karena mereka yang dorong aku dari belakang karena aku keberatan badan dan susah naik ke tanjakan. Kelima Afghan, karena dia nawarin tangannya buat narik aku waktu aku kecapekan jalan. Bayangin deh, Afghan yang biasanya cool banget gitu nawarin tangannya, siapa yang nggak meleleh?"

Sebenarnya, empat orang di awal adalah pembukaan sebelum dia lebih banyak bercerita tentang orang nomor lima. Teman-teman komentar begini,
"Biasanya yah, orang lain yang sebar gosip tentang orang lain, eh ini dia sendiri yang sebar gosip tentang dirinya." Kemudian kami tertawa dan dia melanjutkan bercerita pada saya yang lebih kuper dibandingkan teman-teman lain yang sudah mendengarnya.

"Aku seneng banget deh lihat Afghan tuh. Ganteng banget kan ya...
Oh iya, aku pernah loh ngomong ke dia kalau dia ganteng."

"Eh? Sebentar, bukannya kamu pernah sebel dan marah-marah ke dia karena sering hilang dan ga masuk waktu lagi presentasi tugas kelompok, ya? Kok bisa kamu malah ngaku-ngaku jatuh cinta?"

"Iya sih. Tapi tetep aja kan, dia itu ganteng banget."

"Eh? Terus dia gimana?"

"Jadi ceritanya gini, waktu itu kan kami lagi ngebahas tugas kelompok, nah setelah Rosa pulang duluan karena lagi nggak enak badan, tinggal aku sama Afghan. Dia itu masih nggak ngerti sama pembagian tugas yang dijelasin Rosa, makanya dia tanya ke aku. Setelah aku jelasin dan dia akhirnya ngaku mulai paham, tiba-tiba aku nyeletuk, Ghan, aku seneng deh lihat kamu, kamu itu ganteng bannget!"

"What?! Terus gimana reaksi dia?"

"Ya dia senyum-senyum aja. Dia ngomong (duh, saya lupa), terus aku bales, bukan gitu, tapi kamu itu ganteng banget... blablabla... Terkadang susah juga sih punya mulut ga bisa ngontrol, apa-apa yang harusnya cuma dalam hati tetep aja keluar... blablabla..."

Oke, saya ga peduli lagi kata-kata selanjutnya. Lebih tepatnya, saya sudah kehilangan fokus untuk mendengarkan sampai mampu merekam detail kata-katanya karena mencoba melakukan reka ulang dan membayangkan reaksi Afghan atas ungkapan itu. Awalnya saya berpikir, kok bisa ya ngomong ke cowok secara blak-blakan kalau dia ganteng?

Kemudian saya meralat pikiran tersebut karena hari sebelumnya (Selasa) saya melakukan hal yang sama, meski berbeda versi. Jadi begini, waktu itu ada diskusi kecil dengan beberapa orang yang sudah saya kenal, tiba-tiba di akhir acara saya diminta untuk memperkenalkan diri, padahal dari 10 orang yang hadir, mungkin cuma 2 atau 3 orang yang belum kenal saya. Nah, setelah saya memperkenalkan diri saya ditanya, siapa yang sekiranya belum kenal, saya tunjuklah dua orang, dan satu orang lagi dengan kata-kata, "Kalau mas yang ini, aku merasa pernah ketemu, tapi lupa di mana. Iya nggak sih?" Kemudian teman-teman tertawa.

"Pernah ketemu di Jakarta?" seorang teman bertanya sambil tertawa.

Saya dengan polosnya masih tidak paham sindiran itu sampai seorang teman yang lain berbaik hati menjelaskan. "Ya Allah, dia itu yang dulu gondrong, si Ketua kami."

"Heeeee? Arman???" saya membelalak tidak percaya.

"Iya..." dia mengangguk dan tersenyum sedikit keki (mungkin).

"Beneran Arman??? Kok sekarang ganteng?"

Dan semua teman tertawa. Baiklah, saya kelepasan. Maksudnya ganteng adalah dia tampak jauh lebih rapi dan enak dilihat dibandingkan sebelumnya yang tampak, hmmm, oke, saya tidak bermaksud mendiskreditkan orang-orang berambut gondrong, hanya saja memang mata saya tidak cocok dengan laki-laki berambut gondrong. Hehe.

Oya, kembali pada Afghan.

Kasus Afghan dibilang ganteng sangat berbeda dengan kasus saya mengatakan ganteng ke Arman. For your information, Afghan adalah seorang yang sangat cool kalau nggak bisa dibilang sangat cuek. Tapi sungguh, mungkin tidak ada seorang pun yang berani membantah kalau dia memang benar-benar ganteng, dan sifat cuek dia menambah aura 'laki-laki cool' pada umumnya, sehingga bisa (sangat) dimaafkan kalau dia bersikap seenaknya. Hahaha.

Bahkan saya secara jujur mengakui sering senang melihat senyum lebar nan ramah dia, yang itu jarang sekali tampak. Yah, bisa dibayangkan lah ya bagaimana laki-laki seperti itu. Tapi Ya Allah, seganteng apa pun dia, karena orangnya seperti itu, saya tidak mungkin akan mengatakan dia ganteng di depan muka dia secara serius seperti yang dilakukan teman saya.

Sejujurnya lagi, saya cukup salut dengan teman saya. Minimal, pasti dia sudah mampu membuat Afghan tersenyum-senyum sesorean itu. Dan pasti dia makin terlihat ganteng dengan senyum jenakanya (yang sulit sekali ditemui). Hahaha.

Ah, sudahlah~

Bye, mas Ganteng :))

Sunday, February 16, 2014

Liburan (?)

Sudah 2014! Hahaha. Maafkan saya, Baby…

Bagaimanapun, blog ini memang jadi prioritas kesekian kalau lagi pengen curhat ga jelas aja tentang kehidupan. Hehe. Haduh, besok liburan terakhir. Itu pun bonus karena dampak erupsi Gunung Kelud yang bikin Jogja dan sekitarnya selimutan abu cukup tebal. Hmmm… Liburan udah jalan 3 minggu aja ternyata. Rasanya cepat banget. Antara masih pengen liburan dan pengen sibuk-sibuk lagi. Kontras banget sih kehidupanku di Jogja dan di rumah.

Di rumah, aku bisa stay berhari-hari full 24 jam tanpa keluar rumah sama sekali dan tanpa terkena matahari sedikitpun! Beda banget sama di Jogja yang bikin aku pergi pagi dan pulang selalu malam nyaris setiap hari. Hahaha. Sama-sama menyenangkan sekaligus sama-sama membosankan sih sekali waktu. Yah, namanya juga manusia, kan?

3 minggu liburan ini buat apa aja?

Hmmm…

Minggu pertama liburan, aku langsung cus Bandung! Aaak~ seneng banget! Di Bandung ketemu sahabat SMA yang juga temen deket waktu SMP dan diajakin dia tour kecil tentang kesibukan kuliahnya yang bikin dia jaraaaang banget pulang Solo. Ketemu juga sama kakak kelas SMA yang entah kenapa aku selalu seneng dengerin dia curhat dan gampang banget bikin aku ngambek. Terus, main seharian juga sama temen baru di Tumblr waktu meet-up di Jogja beberapa waktu lalu. Yah, ga bakal cerita detail tentang perjalanan sih, soalnya tulisan itu selayaknya masuk di blog Perjalanan Rasa yang baru ada dua posting doang. Haha. Aduh, pengen cerita semuanya, tapi ga mood sampai akhirnya aku beralasan ga sempat. Padahal ya ga mood aja sebenarnya. Waktu mah bisa diatur, seharusnya.

Dua minggu selanjutnya? Hmmm… Cuma di rumah, nonton film serial. Hahaha. Berasa sia-sia gitu, ya? Tapi aku bahagia, sih :D

Oh ya, dalam 2 minggu itu juga, ada 5 pertemuan yang sangaaaaat menyenangkan! Aku bilangnya sih Reuni Mini. Jadi, apa maksudnya?

Reuni Mini adalah waktu yang sengaja aku sempatkan buat ketemu orang-orang yang jarang banget bisa kutemui buat nongkrong dan ngobrol panjang lebar. Rasanya, kaya lama banget aku ga ngerasain kelegaan pertemuan. Yah, gimana pun, main itu bukan hobi buat aku, tapi kebutuhan refreshing aja. Jadi, proporsi main dan serius dalam hidupku jauh beda perbandingannya.

5 kali itu. Dua kali pertemuan berdua dengan sahabat SMA yang juga satu fakultas, tapi jarang banget bisa ngabisin waktu bareng berdua cuma buat cerita dan sebagainya. Satu pertemuan dengan sahabat sebangku selama dua tahun di SMA yang juga temen satu fakultas juga (dan lagi-lagi ini jauh lebih langka kami bisa barengan berdua) dan temen deket di SMA satu lagi. Satu pertemuan yang selanjutnya cukup random karena aku ngumpulin kakak kelas SD, kakak kelas SMP, dan temen kenalan waktu SMA barengan. Yah, mereka saling kenal karena satu alumni SMA sih. Hehe. Mereka cowok-cowok lulusan pondok. Terus yang terakhir baru juga tadi pagi, secara 'berani-ga-berani' aku minta ketemu sama kakak kelas (jauh) di SMA yang juga satu almamater universitas. Secara umum sebenarnya kami ga saling kenal, cuma yah beberapa kali ngobrolan via chatting FB aja.

Dan, ya Allah, kalau boleh bilang, walaupun singkat dan cuma 5 hari dalam 2 minggu liburan di Solo; AKU BAHAGIA BANGET KETEMU MEREKA!

Tahu kenapa?
Karena pertemuan itu ada cuma buat minum dan duduk-duduk sambil diskusi banyak hal yang aku belum bisa nemuin temen-temen macam mereka di kampus. Maksudnya, aku belum menemukan teman baru yang secara terbuka bisa kuajak diskusi panjang lebar. Masalahnya ada di aku sih, aku aja yang emang introvert dan pada dasarnya kurang bisa blak-blakan sama orang baru. Ah, mereka sahabat-sahabat lama yang jarang sekali bisa kutemui, tapi sekali ketemu bener-bener bikin nagih! Pengen banget ketemu lagi.

Semoga sih, mereka ga kapok buat ketemu sama aku (lagi dan lagi). Hehe.

Yay, selamat (segera) kembali pada rutinitas ;)