Wednesday, May 23, 2012

Parfum

Masih heran aja sih, kenapa ada aja cowok yang ga hobi pakai parfum??
Okelah kalau emang badannya ga bau -contohnya kakakku-.
Tapi... Kalau udah males ganti baju, badannya bau ga oke, dan males pakai parfum... Ergh, rasanya pengen ngomong di mukanya "Please deh, Mas! Kamu itu cowok! Pakai parfum apa salahnya sih???"

Bukannya malahan sunnah ya pakai parfum buat cowok tuh? Kalau buat cewek mah, emang ga boleh berlebihan sampai menguar ke mana-mana dan lama banget udah lewat tapi masih kecium aja. Tapi kalau cowok??? Aduuuh, tolong dooooong >.<

Bagiku, teteup nilai plus buat cowok yang ga cakep-cakep amat tapi wangi dan bersih, daripada cowok cakep tapi ga sadar kalau dirinya berbau ga sedap.

Aaaah, pokoknya lagi sebel banget lah ini. Masa iya, barusan ketemu cowok (menurutku) cakep tapi baunya enggak banget? Duh, turun drastis lah performanya T_T

Tuesday, May 22, 2012

Rasanya...

Rasanya... menyakitkan.

Aku menyayanginya tanpa syarat. Tanpa pernah peduli sekalipun banyak orang mencemooh dan melarangku terlalu dekat dengannya. Tanpa pernah mempertanyakan seluruh 'keadaan' yang memang selalu tampak ganjil dengannya. Tanpa pernah benar-benar memikirkan betapa kami terlihat sangat kontras jika jalan berdua. Tanpa pernah lelah tertawa meski terkadang ada beberapa hal yang aku tak mengerti. Tanpa pernah sekalipun protes dengan kelakuan atau peraturannya.

Senantiasa aku doakan yang terbaik untuknya. Selalu kudengarkan apa pun cerita hidupnya.

Ah, ternyata persahabatan ini tak sesempurna itu juga.

Jujur, kali ini aku benar-benar merasa sakit hati. Meski bukan cuma sekali.

Biarlah. Memang tidak semua orang mengerti dan mampu melihat apa yang ada di dalam hati. Mereka hanya mampu menilai apa yang tampak.

Haha. Mereka hanya tidak tahu bagaimana perjuanganku mengusahakan apa yang kuinginkan. Mungkin, di sisi lain aku lebih beruntung dalam hal finansial. Tapi tidak juga berlebihan seperti yang semua orang kira. Aku berusaha menabung sedikit demi sedikit dan mengorbankan kebutuhan pokokku sesekali. Mereka hanya tidak tahu. Apa yang mereka lihat adalah seluruh yang melekat padaku, dengan prasangka semua pemberian total dari orang tua. Mereka hanya tidak tahu, bagaimana perjuangan yang harus dibayar untuk keinginan-keinginan mahal itu.

HP. iPod. Keyboard.
sama. sepertinya yang menabung sedikit demi sedikit.
berusaha meminimalisir jajan atau uang makan.
masalahnya, ia tidak tahu. aku tidak pernah bercerita.
aku memang (terlalu) berbeda dengannya yang banyak bicara.

ah, sudahlah.
hapus rasa sakit hati ini. maafkanlah...

Tuesday, May 8, 2012

Prestasi VS Presensi

Saya masih tidak percaya, seorang prestatif haruslah seorang yang presensi kuliahnya harus 100%. Sebagaimana saya (sebenarnya) tidak percaya pula, bahwa seorang pengusaha hebat harus tidak pandai dalam urusan akademik. Bukankah dunia ini memang rancu? Dan orang-orang yang menginginkan keseragaman menciptakan aturan agar tercipta keteraturan. Pembunuhan karakter!

Bagaimana mungkin generalisasi membutakan kita pada fakta adanya individual differences?

Terserah sih, jika ada yang mengatakan tulisan ini hanya sebagai alasan pembenaran saya atas kemalasan saya. Tapi, bukankah mereka tidak tahu faktanya? Untunglah, lingkungan saya bukan tipikal yang mewajibkan saya harus taat aturan yang tidak jelas apa dasarnya itu. Yah, kemungkinan besar, kepribadian saya ini juga terpengaruh karena lingkungan yang unik itu sih.

Apakah kalian pernah merasakan `bolos dengan izin`?
Hahaha. Ya, jaman saya sekolah dulu sering melakukan itu. Hanya karena saya sedang tidak mood sekolah, saya minta ijin orang tua untuk tidak sekolah, dan boleh! Jadi ya sebagai bentuk tanggung jawab saya, saya belajar sendiri di rumah dengan leluasa dan lebih niat. Hasilnya, saya lebih optimal dalam menyerap materi pelajaran. Pada dasarnya, saya memang bukan tipikal pelajar yang mampu belajar dalam suasana kolektif, saya lebih condong mengerti dengan belajar mandiri. Nilai-nilai raport saya juga memuaskan, selalu berada pada jajaran atas meski bukan teratas. Dan entah kenapa dan kebijakan darimana, absensi saya yang banyak itu dipangkas habis hanya menyisakan sekitar 3 saja. Padahal jika diakumulasikan, mungkin ada lebih dari 1 minggu saya absen (bukan berturut-turut) :D

Kehidupan kuliah ini mengubah segalanya. Teman-teman saya yang dulunya setipe dengan saya berubah drastis. Aturan-aturan juga lebih ketat dan memaksa. Lagipula, sekarang apa pun diurus sendiri, sebab akibat dirasakan sendiri. Ah!

Entah kecondongan dari mana, tapi masa perkuliahan ini saya lebih dekat dengan kakak-kakak tingkat prestatif yang super rajin dan super maniak belajar. Mereka orang-orang hebat yang sudah beberapa kali presentasi dalam forum seminar internasional, dan menulis sekian artikel riset ilmiah. Hoaaaa~

Jujur saja saya agak-agak tertekan dengan dunia baru yang saya alami sekarang ini. Belum bisa sepenuhnya memformulasikan metode belajar sendiri yang tidak terpengaruh mereka, namun tetap dapat berkualitas. Baiklah, jalani saja proses ini terlebih dahulu. Lakukan dengan cara sendiri sesukanya -_-