Thursday, March 5, 2009
. di antara malam .
dalam sendunya malam, kembali merenungi hari
sembari meresapi gemerisik candaan angin dan dedaunan
bulan, engkau sendiri,
aku tahu, lirihnya
namun engkau bercahaya dan dikagumi,
karena matahari, ujarnya
sepi ?
tidak !aku cukup ditemani angin kelabu
jenuh ?
tidak !dedaunan itu menghiburku
gelap ?
sekali lagi, tidak !harapan ini lebih dari cukup tuk jadi penerangku
lalu ?
aku sendiri, karena memang harus begini
aku terkesan sendu, karena ingin meresapi
aku, dan kelabu menemaniku
.
.
.
aku akan tersenyum dan bersinar
aku yakin matahari itu ada
walau tak hanya untukku, tapi ia ada
dan aku kan jadi bulan yang setia
menanti, menerangi, menentramkan malam
karena matahari
.
.
kenapa berharap padanya ?
pada matahari yang hanya angkuh membakar ?
pada matahari yang ada untuk semua ?
pada matahari yang tak mungkin berpaling padamu ?
.
karena . . .
ia selalu apa adanya,
. maaf, aku tak mampu melanjutkan jawabnya
karena aku tahu, engkau suatu saat akan mengerti
mungkin aku yang akan menjelaskan,
atau mungkin waktu, kan sanggup berbicara
untukku, kepadamu .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aku akan menantimu untuk berbicara kepadaku,
ReplyDeletebahkan ketika waktu ikut membisu, aku akan tetap menantimu,
untuk mendengarmu bersuara,
mungkin untuk yang terakhir,
atau untuk sebuah awal yang baru.,,.
heh e he h,.,.
sori kalo jelek, ga bakat buat puisi.....
Saya senang baca puisi, termasuk puisi ini, tapi nggak pernah percaya diri untuk membuatnya.
ReplyDeletePuisi ini penuh ritme, dan penulisnya berani menorehkan noktah-noktah tertentu. Mirip oktaf!
Salam kenal juga, Gadis Kelabu.
hai suka puisi juga ya?
ReplyDeleteWah senangnya ...
Di antara malam ..
Kunikmati angin berhembus mengecup pipiku
Ku santuni lembutnya sapa riang bintang bintang yang bertukar posisi
Ku kagumi terangnya bulan yang mengedipkan matanya tanpa pernah merasa sendiri
Diantara malam ..
Ku pejamkan mata merasakan suara suara jangkrik bernyanyi lagu rindu
Menenangkan buaian bayi bayi yang tertidur lelap tanpa tangis
Menerbitkan senyum senyum riang seusai pilu berbicara
Diantara malam ..
Kubenamkan cinta di awal tidurku
Diantara pesona cahaya rasi bintang yang bergejolak
Diantara bisikan kunang kunang yang malu dan bersembunyi
Diantara doa doa malam yang tersampaikan tanpa cela kepada langit
Diantara Malam ..
Kuhaturkan rinduku pada kekasih yang jauh
Yang enggan berpindah dimana pun bumi berputar dan mendung menutupi
Yang selalu menitipkan salamnya kepada kejora kejora malam yang bersahabat
malam datang disaat kita duduk di beranda rumah...
ReplyDeletemalam datang ketika kita termenung di sudut bayang - bayang...
malam datang bilamana kita disodorkan segumpal tanya...
kalau malam tiba, jangan ditanya dimana kau akan melalui..
tapi hardiklah malam, yang mengambil waktu terindahmu di pagi hari...
ah, malam...
hanya sekumpulan debu debu kelam...
menggelayut di depan jendela...
dan terbirit - birit ketika mentari datang menyambangi...
eh, ada PR nih, diambil di blogku ya...
sendiri bukan berarti sepi itu yang kupahami di puisimu, salam kenal.
ReplyDelete@ . aziz .
ReplyDeletewuihh, kalimat pertama persis seperti kalimat yang pingin saya tuliskan, tetapi gag jadi .hhe .
hmm, gag ada yang gag bakat bikin puisi deh !
@ . ARIEF FIRHANUSA .
makasih banyak .
kenapa harus gag berani ?dicoba dan publikasikan, kemudian kita tunggu komentar sahabat^ kita .hhe .
@ . Kuyus is cute .
wahh, suka banget !sama yah .
wow, bagus euy .
aku paling suka waktu kalimat ini
"Kuhaturkan rinduku pada kekasih yang jauh
Yang enggan berpindah dimana pun bumi berputar dan mendung menutupi
Yang selalu menitipkan salamnya kepada kejora kejora malam yang bersahabat"
selamat dan sukses slalu !
@ . kakve-santi .
wah, keren^ euy puisinya !selamat selamat !
hmmh ?PR?
oke dehh .bakal saya ambil, tapi agak ntar yah .hhe .
@ . lintang .
hmm, kayak pernah tahu kalimat itu .
di mana yaa ?
salam kenal juga !terima kasih .
Assalamu'alaykum,,
ReplyDeletewah mbak kita banyak kesamaan yah,, senangnya,,
salam kenal shofiyah ^_^
salam kenal mas
ReplyDeletepuisinya menyentuh banget mas
ReplyDelete