Huaaaaaaa !!
Seddddiiiih !!
Lama sekali saya tidak bertemu anda sekalian .
Sahabat maya nan bijaksana .
Saya kembali tuk eksis lagi .
Berusaha menata kata,
merangkai asa,
memperindah rasa .
Tetap di sana untuk ke sini ya ?
Saya butuh kalian .
Salam penuh cinta, dari saya, di penghujung bulan .
Mari songsong bulan baru dengan senyum yang baru !!
Luv yaa ..
Saturday, February 28, 2009
Tuesday, February 3, 2009
. untuk hujan .
Selamat datang, hujan !
Di samping jendela kamar, aku duduk termenung, melihat hujan .
Merasai belaian percikannya,
membaui hembusan aromanya,
menjelajahi selaksa warnanya .
Ahh, betapa tak lagi terhitung waktu aku kehilangan diriku, jiwaku .
Hari ini berjalan sangat damai, sesaat setelah puncak kepenatanku berlalu .
Bosan, teramat bosan hari kemarin .
Tak ada konflik, tak ada beban pikiran, hidupku bahkan terlalu datar .
Seharian aku melarikan ragaku dari dunia .
Semalaman aku menangisi entah apa .
Lelah mendengar ?
Ingin didengar ?
Kurasa itu masalahku .
Namun ternyata tidak juga .
Aku hanya ingin mendengar apa yg kuingin didengar .
Ahh, lagi^ bahasaku berbelit-belit tidak menentu .
Kesekian kalinya aku bolos sekolah, sekedar memberi peluang untuk 'me time' .
Betapa banyak hal yg seharusnya aku syukuri di dunia ini .
Namun, mengapa diri ini tak jua sadar ??
Keluarga : mendidikku dengan unik, demi membentuk pribadi berbeda, charming .
Sahabat : menyodoriku banyak pilihan pikiran, tuk selaraskan pikir dan rasaku .
Teman : mempedulikan aku yg egois, merubahku untuk semakin peduli adaptasi .
Alam : memanjakanku dengan pesonanya, tenangkan cinta kelanaku yg mulai letih .
Saat ini aku sadar, aku butuh 'me time' .
Untuk memanjakan alam fikiranku, mengembangkan imajiku .
Berkelana di antara film^ .
Terjerat kata^ magis puisi .
Terdiam kaku, terpesona rangkai demi rangkai novel .
Melamun di samping jendela kamarku .
Mengamati taman, kupu, dedaunan, angin berkesiut, awan, langit, hujan .
Aku butuh mempertahankan sisi sunyiku .
Aku tak mampu terus bertahan dalam kericuhan yg tak pasti .
Sosialisasi yg fana, terkesan dibuat-buat .
Basa-basi yg terlalu basi dan tak tepat penggunaannya .
Yaah, semua kerinduanku mulai jelas dan terbasuh embun .
Tetes^ kecil, namun bening tak terkira .
Terima kasih untuk semuanya,
dan untuk hujan,
aku mencintaimu . .
Di samping jendela kamar, aku duduk termenung, melihat hujan .
Merasai belaian percikannya,
membaui hembusan aromanya,
menjelajahi selaksa warnanya .
Ahh, betapa tak lagi terhitung waktu aku kehilangan diriku, jiwaku .
Hari ini berjalan sangat damai, sesaat setelah puncak kepenatanku berlalu .
Bosan, teramat bosan hari kemarin .
Tak ada konflik, tak ada beban pikiran, hidupku bahkan terlalu datar .
Seharian aku melarikan ragaku dari dunia .
Semalaman aku menangisi entah apa .
Lelah mendengar ?
Ingin didengar ?
Kurasa itu masalahku .
Namun ternyata tidak juga .
Aku hanya ingin mendengar apa yg kuingin didengar .
Ahh, lagi^ bahasaku berbelit-belit tidak menentu .
Kesekian kalinya aku bolos sekolah, sekedar memberi peluang untuk 'me time' .
Betapa banyak hal yg seharusnya aku syukuri di dunia ini .
Namun, mengapa diri ini tak jua sadar ??
Keluarga : mendidikku dengan unik, demi membentuk pribadi berbeda, charming .
Sahabat : menyodoriku banyak pilihan pikiran, tuk selaraskan pikir dan rasaku .
Teman : mempedulikan aku yg egois, merubahku untuk semakin peduli adaptasi .
Alam : memanjakanku dengan pesonanya, tenangkan cinta kelanaku yg mulai letih .
Saat ini aku sadar, aku butuh 'me time' .
Untuk memanjakan alam fikiranku, mengembangkan imajiku .
Berkelana di antara film^ .
Terjerat kata^ magis puisi .
Terdiam kaku, terpesona rangkai demi rangkai novel .
Melamun di samping jendela kamarku .
Mengamati taman, kupu, dedaunan, angin berkesiut, awan, langit, hujan .
Aku butuh mempertahankan sisi sunyiku .
Aku tak mampu terus bertahan dalam kericuhan yg tak pasti .
Sosialisasi yg fana, terkesan dibuat-buat .
Basa-basi yg terlalu basi dan tak tepat penggunaannya .
Yaah, semua kerinduanku mulai jelas dan terbasuh embun .
Tetes^ kecil, namun bening tak terkira .
Terima kasih untuk semuanya,
dan untuk hujan,
aku mencintaimu . .
Subscribe to:
Posts (Atom)